0

Mari memahami Wudhu kita lebih dalam lagi..

Labels: ,

Mengantar kita semua, untuk hidup dan bangkit darikegelapan jiwa. 
Dalam Wudlu'lah segala masalah duniahingga akhirat disucikan, 
diselesaikan dan dibangkitkan kembali menjadi hamba-hamba yang 
siap menghadap kepada Allah SWT.
 "Wahai orang-orang yang beriman, apabila engkau hendakmendirikan sholat, 
maka basuhlah wajahmu dan keduatanganmu sampai siku-siku, dan usaplah 
pada kepalamudan kaki-kakimu sampai kedua mata kaki…
"Manusia yang mengaku beriman, 
apabila hendak bangkitmenuju Allah ia harus berwudlu' jiwanya. 
Ia bangkitdari kealpaan demi kealpaan, bangkit dari kegelapandemi kegelapan, 
bangkit dari lorong-lorong sempitduniawi dan mimpi di tidur panjang hawa nafsunya."
ingin tau lebih banyak lagi klik di sini 1 atau di sini 2 
Ia harus bangkit dan hadlir di hadapan Allah, memasuki"Sholat" hakikat dalam munajat 
demi munajat, sampai iaberhadapan dan menghadap Allah.
Sebelum membasuh muka, kita mencuci tangan-tangan kitasembari bermunajat:
Ya Allah, kami mohon anugerah dan barokah, dan kamiberlindung kepadaMu dari 
keburukan dan kehancuran.
Lalu kita masukkan air untuk kumur-kumur di mulutkita. Mulut kita adalah alat dari 
mulut hati kita.Mulut kita banyak kotoran kata-kata, banyakucapan-ucapan berbusakan 
hawa nafsu dan syahwat kita,lalu mulut kita adalah mulut syetan.
Mulut kita lebih banyak menjadi lobang besar bagilorong-lorong yang beronggakan semesta 
duniawi. Yangkeluar dan masuknya hanyalah hembusan panasnya nafsu dan dinginnya 
hati yang membeku.Betapa banyak dalil-dalil Al-Qur'an dan Hadits, 
betapaberlimpah ruahnya fatwa amar ma'ruf nahi mungkar,tetapi karena keluar dari 
mulut yang kotor, hanyalahberbau anyir dalam sengak hidung jiwa kita. Karenayang 
mendorong amar ma'ruf nahi mungkarnya bukanAlllah, tetapi hasrat hawa nafsunya, 
lalu ketikakeluar dari jendela bibirnya, kata-kata indah hanyalahbau anyir najis dalam hatinya.
Sesungguhnya mulut-mulut itu sudah membisu, karenayang berkata adalah hawa nafsu. 
Ayo, kita masuki airIlahiyah agar kita berkumur setiap waktu.Bermunajatlah ketika 
anda berkumur: Ya Alloh, masukkanlah padaku tempat masuk yang benar,
dan keluarkanlah diriku di tempat keluar yang benar,dan jadikanlah diriku dari DiriMu, 
bahwa Engkau adalahKuasa Yang Menolongku.
Ya Alloh, tolonglah daku untuk selalu membaca KitabMudan dzikir yang sebanyak-banyaknya,
 dan tetapkanlahaku dengan ucapan yang tegas di dunia maupun diakhirat.
Baru kemudian kita masukkan air suci yang menyucikanitu, pada hidung kita. Hidung yang 
suka mencium aromawewangian syahwat dunia, lalu jauh dari aroma syurga.Hidung yang 
menafaskan ciuman mesra, tetapitersirnakan dari kemesraan ciuman 
hakiki diSinggasanaNya.Oh, Tuhan, aromakan wewangian syurgaMu dan Engkau 
melimpahkan ridloMu…
Semburkan air itu dari hidungmu, sembari munajatkanYa Allah, aku berlindung kepadaMu 
dari aroma busuknyaneraka, dan bau busuknya dunia.
Selanjutnya:"Basuhlah wajah-wajahmu…"
Dengan menyucikan hatimu dengan air pengetahuan yangmanfaat yang suci dan menyucikan,
 baik itu bersifatpengetahuan syariat, maupun pengetahuan hakikat, sertapengetahuan yang 
bisa menghapus seluruhpenghalang-penghalang, hijab, 
antara dirinya dan Alloh.Faktanya setiap hari kita Wudlu' membasuh muka kita,
tetapi wajah-wajah kita tidak hadir menghadap Alloh,tidak "Fa ainamaa tuwalluu fatsamma
wajhullah…"(kemana pun engkau menghadap, wajah hatimu menghadaparah Alloh).
Kenapa wajah dunia, wajah makhluk, wajah-wajahkepentingan nafsu kita, wajah-wajah 
semesta, wajahdunia dan akhirat, masih terus menghalangi tatap mukahati anda 
kepada Allah Ta'ala? Ini semua karenakebatilan demi kebatilan,
baik kebatilan dibalik wajahbatil maupun kebatilan dengan selimut wajah kebenaran,
telah membatalkan wudlu jiwa kita, dan sama sekalitidak kita sucikan dengan air
 pengetahuan'rifatullah dan pengetahuan yang menyelamatkan duniaakhirat kita.
Hijab-hijab yang menutupi wajah jiwa kita untukmelihat Allah, sudah terlalu tua untuk 
menjadi topenghidup kita. Kita bertopeng kebusukan, bertopengrekayasa, bertopeng 
kedudukan dan ambisi kita,bertopeng fasilitas duniawi kita, bertopeng hawa 
nafsukita sendiri, bahkan bertopeng ilmu pengetahuan kitaserta imajinasi-imajinasi kita 
atau jubah-jubah agama sekali pun.Lalu wajah kita bopeng, wajah ummat kita penuh 
dengan cakar-cakar nafsu kita, torehan-torehan noda kita,flek-flek hitam nafsu kita,
 dan alangkah bangganyakita dengan wajah-wajah kita yang dijadikan landskapsyetan, 
yang begitu bebas menarikan tangan-tangannyauntuk melukis hati kita dengan tinta 
hitam yangdipanggang di atas jahanam.Karena wajah kita lebih senang berpaling,
 berselingkuhdengan dunia, berpesta dalam mabuk syetan, bergincudunia, berparas 
dengan olesan-olesan kesemuan hidup,lalu memakai cadar-cadar hitam kegelapan 
semestakemakhlukan.
Banyak orang yang mata kepalanya terbuka, tetapimatahatinya tertutup. Banyak orang 
yang mata kepalanyatertutup, matahatinya terbuka. Banyak orang yangmatahatinya 
terbuka tetapi bertabur debu-debukemunafikan duniawinya. Banyak orang yang 
sudah tidaklagi membuka matahatinya, dan ia kehilangan CahayaIlahi, lalu menikmati 
kepejaman matahatinya dalamkegelapan, yang menyangka ia dalam kebenaran 
dan kenikmatan.
Ya Alloh, bersihkan wajahkku dengan cahayaMu,sebagaimana di hari Engkau putihkan 
wajah-wajahKekasihMu. Ya Alloh janganlah Engkau hitamkan wajahkudengan 
kegelapanMu, di hari, dimana Engkau gelapkanwajah-wajah musuhMu.
Robb, sibakkan cadar hitamku dari tirai yangmembugkus hatiku untuk memandangMu, 
sebagaimana Engkaubuka cadar para KekasihMu…
"Dan basuhlah kedua tanganmu sampai keduasiku-sikumu…"
Lalu kita basuh kedua tangan kita yang seringmenggapai hasrat nafsu syahwat kita, 
berkiprah dilembah kotor dan najis jiwa kita, sampai pada tahapsiku-siku hakikat kita 
dan manfaat agung yang ada disana.Tangan kita telah mencuri hati kita, lalu ruang 
jiwakita kehilangan khazanah hakikat Cahaya hati. Tangannafsu kita telah mengkorupsi 
amanah-amanah Ilahi dalamjiwa, lalu kita mendapatkan pundi-pundi duniawi penuh 
kealpaan dan kemunafikan.
Tangan-tangan kita telah merampas makanan-makanankefakiran kita, kebutuhan hati kita, 
memaksa danmemperkosa hati kita untuk dijadikan tunggangan liarnafsu kita. 
Tangan-tangan kita telah memukul danmenampar wajah hati yang menghadap Allah,
 menudingmuka-muka jiwa yang menghadap Allah, merobek-robekpakaian pengantin 
yang bermahkotakan riasan indah paraSufi.
Maka basuhlah tanganmu dengan air kecintaan, denganbeningnya cermin ma'rifat, 
dari mata air dari bengawansyurga.Basuhlah tangan kananmu, sembari munajat:
Ya, Allah..berikanlah Kitabku melalui tangan kananku,dan hitanglah amalku dengan 
hitungan yangseringan-ringannya.
Basuhlah tangan kririmu dengan munajat:Ya, Allah, aku berlindung kepadaMu, dari 
pemberiankitabku dari tangan kiriku atau dari belakangpunggungku…
Lalu, mari kita usap kepala kita:Karena kepala kita telah bertabur debu-debu yang
mengotori hati kita, memaksa hati kita mengikutiselera pikiran kira, sampai hati kita
 bukan lagimenghadap kepadaNya, tetapi menghadap seperti caramenghadap wajah 
di kepala kita, yaitu menghadap duniayang hina dan rendah ini.
Pada kepala kita yang sering menunduk pada dunia, padawujud semesta, tunduk dalam
 
 pemberhalaan danperbudakan makhluk, tanpa hati kita menunduk kepadaAllah Ta'ala, 
kepada Asma-asmaNya yang tersembunyidibalik semesta lahir dan batin kita,
 lalu kepala kitamemalingkan wajah hati kita untuk berpindah ke lainwajah hati yang hakiki.
Mari kita usap dengan air Cahaya, agar wajah hati kitabersinar kembali, tidak menghadap 
ke arahremang-remang yang menuju gelap yang berlapis gulita,tidak lagi menengok pada 
rimba duniawi yang dipenuhikebuasan dan liar kebinatangannya.
Kepala-kepala kita sering menunduk padaberhala-berhala yang mengitari hati kita. 
Padahal hatikita adalah Baitullah, Rumah Ilahi. Betapa kita sangattidak beradab dan 
bahkan membangun kemusyrikan,mengatasnamakan Rumah Tuhan, tetapi demi 
kepentinganberhala-berhala yang kita bangun dari tonggak-tonggaknafsu kita, lalu kita 
sembah dengan ritual-ritualsyetan, imajinasi-imajinasi, kebanggaan-kebanggan,lalu begitu 
sombongnya kepala kita terangkat danmendongak.
Mari kita usap kepala kita dengan usapan Kasih SayangIlahi. Karena kepala kita telah 
terpanggang panasnyaneraka duniawi, terpanaskan oleh ambisi amarah danemosi nafsu 
syahwati, terjemur di hamparan mahsyarduniawi.Sembari kita mengusap, 
masti munajat:Ya Allah, payungi kepalaku dengan Payung RahmatMu,turunkan padaku 
berkah-berkahMu, dan lindungi dirikudengan perlindungan payung ArasyMu, dihari ketika 
tidak ada lagi paying kecuali payungMu. Ya,Tuhan….jauhkan rambutku dan kulitku dari 
neraka.…
Usap kedua telingamu. Telinga yang sering mendengarkanparaunya dunia, yang anda kira 
sebagai kemerduan musikpara bidadari syurga. Telinga yang berbisik kebusukandan 
kedustaan, telinga yang menikmati gunjingan demigunjingan. 
 
Telinga yang fantastik dengan mendengarkanindahnya musik duniawi, lalu menutup telinga 
ketikasuara-suara kebenaran bersautan. Amboi, kenapatelingamu seperti telinga 
orang-orang munafik?Apakah anda lebih senang menjadi orang-orang yang tulitelinga hatinya?
Munajatlah:ya Alloh, jadikan diriku tergolong orang-orang yangmendengarkan ucapan yang 
benar dan mengikuti yangpaling baik. Robb, perdengarkan telingakupanggilan-panggilan 
syurga di dalam syurga bersamahamba-hambaMu yang baik.
Lalu usaplah tengkukmu, sembari berdoa:Ya Allah, bebaskan diriku dari belenggu neraka, 
danaku berlindung kepadaMu dari belenggu demi belengguyang merantai diriku.
Lalu basuh kaki-kakimu sampai kedua mata kaki:
Kaki-kaki yang melangkahkan pijakannya kea lam duniasemesta, yang berlari mengejar 
syahwat dan kehinaan,yang bergegas dalam pijakan kenikmatan dan kelezatanpesonanya.
Kaki-kaki yang sering terpeleset ke jurang kemunafikandan kezaliman, 
terluka oleh syahwat dan emosinya, olehdendam, iri dan dengkinya, haruslah segera 
dibasuhdengan air akhlaq, air yang berumber dari adab, danbermuara ke samudera Ilahiyah.
Basuhlah kedua kakimu sampai kedua matakakimu. Agarlangkah-langkahmu menjadi 
semangat baru untuk bangkitmenuju Allah, menapak tilas Jalan Allah, secepat kilatmelesat
menuju Allah. Basuhlah dengan air salsabila,yang mengaliri wajah semesta 
menjadi jalan luruslempang menuju Tuhan.Selebihnya, Wudlu’ adalah Taubat, penyucian jiwa,
pembersihan batin, di lembah Istighfar. Jangan lupakanIstighfar setiap basuhan anggota wudlu’mu.
Wallahu A'lam.

0 comments:

Posting Komentar