Suasana Gempa di Jakarta (Vivanews/ Tri Saputro)
Kepanikan Warga Saat Gempa
“Dengan takdir Tuhan yang Ghani, besar gelombang tidak terperi. Lalulah masuk ke dalam negeri, berlarian orang ke sana ke mari.”
“Ada yang memanjat kayu tinggi, masing-masing membawanya diri. Ada yang gaduh mencari bini, ada yang berkata ‘Allahurabi’”.
Pada 2006 lalu sesar itu masih berstatus tidak aktif. Tapi, dia bisa "terbangun" kembali. Misalnya, jika Sesar tua itu "digelitik" oleh gempa berkekuatan di atas 7 skala Richter. Untungnya, tak ada gempa sebesar itu di Jakarta, setidaknya dalam 200 tahun terakhir.
"Namun ada juga yang tingkat goyangan menurun. Misalnya di Lampung, dari 0,25 g pada 2002 menjadi 0,2 g pada 2010," lanjut ahli gempa asal Insitut Teknologi Bandung ini.
Masyhur menjelaskan, pemantauan potensi gempa di Indonesia belum sepenuhnya tuntas. "Masih banyak sesar aktif atau pun patahan tua aktif yang belum dapat diidentifikasi di sekitar pulau Jawa dan Indonesia Timur.
“Ini sudah terencana dalam jangka 2010-2014,” ujarnya kepada VIVAnews. Termasuk di dalamnya adalah kebijakan antisipasi 16 kategori bencana, baik bencana alam maupun buatan.
0 comments: