0

Risalah Ucapan Hari Lebaran





قال وائلة : لقيت رسول الله صلى الله عليه وسلم يوم عيد فقلت : تقبل الله منا ومنك ، قال : نعم تقبل الله منا ومنك
“Wa’ilah berkata, “Aku bertemu dengan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam pada hari Ied, lalu aku berkata: Taqabbalallahu minna wa minka.” Beliau bersabda: “Ya, Taqabbalallahu minna wa minka.”
Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam Al Majruhin (2/319), Al Baihaqi dalam Sunan-nya (3/319), Adz Dzahabi dalam Al Muhadzab(3/1246)
Hadits ini didhaifkan oleh Ibnu ‘Adi dalam Al Kamil Fid Dhuafa (7/524), oleh Ibnu Qaisirani dalam Dzakiratul Huffadz (4/1950), oleh Al Albani dalamSilsilah Adh Dhaifah (5666).
Yang benar, ucapan ‘Taqabbalallahu Minna Wa Minka’ diucapkan sebagiansahabat berdasarkan sebuah riwayat:
كان أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا التقوا يوم العيد يقول بعضهم لبعض : تقبل الله منا ومنك
Artinya:
“Para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasanya ketika saling berjumpa di hari Ied mereka mengucapkan: Taqabbalallahu Minna Wa Minka (Semoga Allah menerima amal ibadah saya dan amal ibadah Anda)”

Atsar ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Al Mughni (3/294), dishahihkan oleh Al Albani dalam Tamamul Minnah (354). Oleh karena itu, boleh mengamalkan ucapan ini, asalkan tidak diyakini sebagai hadits Nabishallallahu’alaihi wa sallam.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah ditanya tentang ucapan selamat pada hari raya, maka beliau menjawab [Majmu Al-Fatawa 24/253.], "Ucapan pada hari raya, di mana sebagian orang mengatakan kepada yang lain jika bertemu setelah shalat Id, Taqabbalallahu minna wa minkum (Semoga Allah menerima dari kami dan dari kalian) Wa ahalallahu 'alaika."

Dan ucapan selainnya, ini telah diriwayatkan dari sekelompok sahabat bahwa mereka mengerjakannya. Dan para imam memberi rukhshah untuk melakukannya seperti Imam Ahmad dan selainnya, akan tetapi Imam Ahmad berkata, "Aku tidak pernah memulainya mengucapkan selamat kepada seorang pun, namun bila ada orang yang mendahuluiku mengucapkannya, maka aku menjawabnya, karena menjawab tahiyyah (ucapan selamat) hukumnya wajib. Adapun mendahuluinya, dengan mengucapkan tahniah (ucapan selamat) bukanlah sunnah yang diperintahkan dan tidak pula dilarang. Barangsiapa mengerjakannya, maka baginya ada contoh. Dan siapa yang meninggalkannya, baginya juga ada contoh. Wallahu a'lam." [Dicantumkan Jalaluddin As-Suyuthi menyebutkan dalam risalahnya "Wushul Al-Amani bi Ushul At-Tahani" beberapa atsar yang berasal lebih dari satu ulama Salaf, di dalamnya ada penyebutan ucapan selamat. Kitab itu dicetak bersama Al-Haari lil Fatawa 1/81-82, merujuklah padanya. Lihat pula Al-Maudhu' fi Ma'rifatul Hadits Al-Maudhu' oleh Al-'Allamah 'Ali Al-Qaari (87) dengan ta'liq muhaqiq atasnya.].

Berkata Al-Hafidh Ibnu Hajar [Fathul Bari 2/446.] dalam "Al-Mahamiliyat" dengan isnad yang hasan dari Jubair bin Nufair, ia berkata, "Para sahabat Nabi SAW bila bertemu pada hari raya, maka berkata sebagian mereka kepada yang lainnya, Taqabbalallahu minna wa minkum (Semoga Allah menerima dari kami dan darimu)."

Ibnu Qudamah dalam "Al-Mughni" (2/259) menyebutkan bahwa Muhammad bin Ziyad berkata, "Aku pernah bersama Abu Umamah Al-Bahili dan selainnya dari kalangan sahabat Nabi SAW. Mereka bila kembali dari shalat Id berkata sebagiannya kepada sebagian yang lain, Taqabbalallahu minna wa minka."

Imam Ahmad menyatakan, "Isnad hadits Abu Umamah jayyid (bagus)." [Lihat Al-Jauharun Naqi 3/320. Berkata Suyuthi dalam 'Al-Hawi (1/81), Isnadnya hasan. ]

Adapun ucapan selamat "Kullu 'amin wa antum bikhair" atau yang semisalnya seperti yang banyak dilakukan manusia, maka ini tertolak tidak diterima, bahkan termasuk perkara yang disinggung dalam firman Allah, "Apakah kalian ingin mengambil sesuatu yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik?"

0 comments:

Posting Komentar