0

Aneka Perilaku “Aneh” & Solusinya bagi Ibu Semasa Hamil !


ada masa aneh ??
KOMPAS.com – Apa benar bila ibu hamil berperilaku ajaib, seperti ingin menjitak kepala si botak atau malah jadi pengin merokok adalah karena keinginan calon bayi dalam perut? Ups, jangan mengambinghitamkan bayi ah! Semua perilaku “ajaib” ini semata-mata karena perubahan hormon yang dialami ibu hamil. Untuk diketahui, perubahan hormon selama kehamilan memang dapat memengaruhi emosi ibu. Emosi inilah yang memicu perilaku ibu hamil yang aneh-aneh alias ajaib itu.
Hanya saja seberapa besar pengaruh emosi akibat faktor hormonal tersebut, sebetulnya tergantung kepribadian masing-masing ibu. Asal tahu saja, kepribadian seseorang berkaitan dengan pola asuh yang didapat semasa kecil, kesiapan ibu menerima kehamilan dan persepsinya akan kehamilan.
Lantaran itu, ibu hamil yang memiliki kepribadian matang jarang “berperilaku aneh”. Karena selain dapat mengelola emosinya dengan baik dan siap dengan kehamilan yang dijalaninya, latar belakang pola asuh yang ia dapat juga baik. Kalaupun perilakunya “ajaib” (menurut anggapan orang), arahnya cenderung positif. Umpamanya, ia begitu semangat menjalani kehamilan sampai setiap hari selalu berdendang. Sebaliknya, ibu hamil yang kepribadiannya belum matang akan mudah emosi; senang mencari perhatian, mudah stres, gampang marah/tersinggung, mudah sedih atau tertekan.
Berikut beberapa contoh “perilaku aneh” yang mungkin dialami ibu hamil beserta alternatif solusinya:
* Hobi shopping
Sebenarnya wajar, apalagi bagi wanita. Dianggap aneh karena sebelumnya yang bersangkutan tidak punya “hobi” ini. Baru setelah hamil lantas gemar berbelanja. Dikhawatirkan “kegemaran baru” ibu hamil ini bisa menimbulkan konflik dengan pasangan, karena ibu dinilai egois dan boros membelanjakan keperluan yang tak jelas.
Solusi:
Mau tak mau ibu memang harus mampu menahan dorongan untuk berbelanja. Berusahalah untuk bijak. Buat daftar keperluan saat akan berbelanja keperluan bayi, umpamanya, dan berusahalah mematuhi daftar tersebut.
* Malas-malasan
Bisa karena pada dasarnya ibu memang pemalas sehingga saat hamil bertambah malas akibat adanya perubahan hormonal. Pada ibu yang bekerja umumnya perasaan malas-malasan ini jarang ditemui. Kalaupun ada karena rasa bosan dan lebih mudah dialihkan pada hal lain.
Solusi:
Bagi ibu rumah tangga yang banyak diam di rumah, beraktivitaslah! Jangan hanya tidur-tiduran, nonton sinetron dan mengemil. Peran lingkungan tentu amat dibutuhkan untuk memotivasi ibu agar banyak bergerak. Ingat, perilaku semasa hamil juga merupakan cara mendidik anak sejak janin. Jangan sampai perilaku malas ibu berdampak pada pola asuh kelak.
* Tidak mau dekat-dekat suami
Ada ibu hamil yang merasa mual bila mencium bau suami. Dengan alasan itu, ia tidak mau tidur seranjang atau kalaupun tidur berbalikan badan. Penyebabnya? Jangan-jangan ada masalah komunikasi dengan pasangan yang terpendam. Di bawah sadar, mungkin lo ada kebiasaan suami yang tidak ibu sukai. Misal, suami suka mengorok kalau tidur, pulang kantor tidak langsung bersih-bersih dan sebagainya. Tanpa disadari ketidaksukaan tersebut tercetus jadi perilaku “aneh” saat ibu hamil
Solusi:
Tentu tidak benar bila selagi hamil ibu menjauhi suami. Jadi, komunikasikan apa yang menjadi keinginan dan harapan ibu agar merasa nyaman. Bukankah kehadiran anak dalam kandungan juga hasil kerja sama berdua? Belajarlah untuk menerima kekurangan dan kelebihan pasangan dan belajarlah untuk saling memahami.
* Merasa sebal dan tak ingin ketemu mertua
Lihat kembali pada awal hubungan ibu dengan mertua selama ini. Apakah ada ketidakcocokan yang disebabkan mertua terlalu intervensi, terlalu cerewet dan sebagainya. Sikap mertua yang tidak berkenan di hati selama ini bisa tercetus jadi perilaku “aneh” selagi hamil. Memang dapat dipahami karena kondisi kehamilan yang cukup sensitif.
Solusi:
Sekali lagi, komunikasi merupakan jalan terbaik. Katakan secara baik-baik apa yang menjadi keinginan dan harapan ibu. Misalnya, ingin mandiri dengan pindah dari rumah mertua. Pengertian dari pihak mertua juga tentu diperlukan. Untuk itu carilah win-win solution yang terbaik.
* Marah-marah pada pasangan
Cenderung dipengaruhi temperamen ibu serta bagaimana kelancaran komunikasi dengan pasangan. Akibatnya sering kali hal sepele jadi menimbulkan konflik berkepanjangan.
Solusi:
Berusahalah untuk beradaptasi. Pasangan harus mengerti kondisi kehamilan ibu dan ibu jangan egois selalu ingin dimanja atau dilayani semua kebutuhannya. Cobalah saling membuka diri dan terus belajar untuk saling memahami.
* Merasa cemburu atau curiga
Jika sesekali mungkin wajar. Namun kerap merasa curiga pada pasangan selagi ibu hamil tentu bukan hal yang sehat. Penyebabnya bisa jadi berkaitan dengan masalah kepercayaan diri. Perubahan fisik semasa hamil membuat ibu merasa tidak cantik sehingga khawatir suami berpaling.
Solusi:
Kekhawatiran itu tak perlu terjadi selama ibu yakin dan pede serta ada saling percaya antarpasangan. Namun tak ada salahnya, ibu tetap menjaga penampilan dan menjalin kenyamanan dan kemesraan dengan pasangan. Hal ini dapat meminimalkan kekhawatiran ibu dan juga tidak membuka peluang bagi pasangan untuk berpaling.
* Jadi suka merokok atau kebiasaan buruk lainnya
Perilaku ini bisa karena keinginan ibu untuk coba-coba atau usaha mengatasi rasa tak enak dan tak nyaman semasa hamil. Jelas ini amat berisiko bagi kehamilan dan juga janin.
Solusi:
Jika sudah telanjur hentikan segera agar tidak berlanjut pada tingkat yang lebih membahayakan, misalnya menjadi pengguna narkotika. Bukankah ketika hamil ibu harus sehat secara fisik dan psikis? Carilah kegiatan yang lebih bermanfaat, seperti mengikuti pendidikan untuk menjadi orangtua, mempraktikkan yoga, ikut terapi musik, dan lainnya.
* Rajin bekerja/suka bersih-bersih
Ada ibu yang memang terbiasa bekerja, sehingga semasa hamil pun jadi lebih rajin. Ini merupakan salah satu perilaku “aneh” yang positif. Hanya perlu diingat, saat bekerja perhatikan kondisi ibu.
Solusi:
Jangan sampai kecapekan. Bekerjalah sesuai porsi dan kesanggupan ibu. Jika perlu arahkan energi ibu pada persiapan menyambut kehadiran bayi semisal menata kamarnya dan lain sebagainya. (Dedeh Kurniasih/Tabloid Nakita)

0 comments:

Posting Komentar