0

"Obama Pantas Dapatkan Medali Kejahatan Internasional"

Presiden AS, Barack Obama melangkah di Gedung Putih di Washington DC pada 24 September 2010, setelah pertemuan dengan anggota PBB di New York. Dalam pertemuan itu, AS dan Iran bertukar sentimen. (Foto: Getty Images)
Presiden AS, Barack Obama melangkah di Gedung Putih di Washington DC pada 24 September 2010, setelah pertemuan dengan anggota PBB di New York. Dalam pertemuan itu, AS dan Iran bertukar sentimen. (Foto: Getty Images)
TEHERAN (Berita SuaraMedia) – Iran menolak undangan Presiden AS Barack Obama untuk menyelesaikan perbedaan-perbedaan karena ia adalah seorang "musuh internasional," pembicara parlemen Ali Larijani mengatakan pada akhir pekan lalu. 

"Beraninya Obama mengumumkan bahwa ia ingin membantu negara Iran. Ia seharusnya mengetahui bahwa ia adalah seorang musuh internasional," Larijani dikutip oleh kantor berita ISNA ketika berbicara selama sebuah kunjungan ke kota bagian selatan, Shiraz.

"Amerika menunjukkan sebuah tindakan yang pantas menerima sebuah medali kejahatan internasional… Obama seharusnya mengetahui bahwa kami tidak membutuhkan pesannya, apa yang kami butuhkan adalah untuk dapat mempercayai kata-kata yang telah ia ucapkan," ia mengatakan.

Ucapan-ucapan Larijani datang sehari setelah pemimpin Amerika tersebut mengatakan pada agen berita BBC di Persia bahwa pintu untuk diplomasi dengan Teheran masih terbuka atas perselisihan nuklirnya yang sudah berlangsung lama dengan komunitas internasional.

Obama mengatakan kepada pewawancara BBC Bahman Kalbasi bahwa "Terutama bagi dirinya (Ahmadinejad) membuat pernyataan di Manhattan, hanya sedikit di utara Ground Zero – di mana para keluarga kehilangan orang-orang yang dicintai, orang-orang dari semua keyakinan, semua etnisitas yang melihat hal ini sebagai tragedi di generasi ini – bagi dirinya, untuk membuat pernyataan seperti itu tidak dapat dimaafkan."

"Kecenderungan kuat kami adalah untuk menyelesaikan masalah-masalah ini secara diplomasi. Saya pikir bahwa hal ini lah yang menjadi perhatian Iran. Saya pikir bahwa hal ini  juga yang mejadi perhatian komunitas internasional," Obama mengatakan.

"Saya pikir masih tetap memungkinkan, namun hal ini akan membutuhkan sebuah perubahan dalam pola pikir di dalam pemerintahan Iran," ia mengatakan.


Ditanya apakah ia mendukung atau menentang rakyat Iran dalam perjuangan mereka untuk kebebasan yang lebih besar, Obama mengatakan bahwa Washington mendukung aspirasi demokratis.
"Jawabannya adalah untuk mereka yang menginspirasi agar suaranya di dengar, untuk berpatisipasi dalam sebuah demokrasi yang mengakui kehormatan manusiawinya – kami akan selalu berdiri di pihak mereka."

Wawancara dengan kantor berita BBC tersebut, yang disiarkan di televisi dan radio di Iran, juga adalah sebuah upaya oleh komando yang sedang berkuasa di sana untuk berbicara secara langsung, memperjelas bahwa pemerintahan ini masih tetap terbuka untuk dialog dengan pemerintah Negara tersebut dan menjelaskan tujuan-tujuan dibalik sanksi yang diberikan baru-baru ini, pejabat Gedung Putih mengatakan.

"Kami berkeinginan untuk menjangkau dengan tangan terbuka pada pemerintah Iran dan rakyat Iran, karena kami percaya bahwa tidak ada hal yang tidak dapat dihindari yang seharusnya menyebabkan Iran dan AS menjadi musuh." Namun Obama menggunakan bahasa tegas untuk menyangkal pernyataan yang dibuat oleh pemimpin Iran sehari sebelumnya, menyebut ucapan Ahmadinejad "menyakitkan hati dan penuh rasa benci."

Hubungan antara Teheran dan Washington telah menjadi sangat mengkhawatirkan sejak kepresidenan Mahmoud Ahmadinejad pada tahun 2005, dan cita-citanya yang membangkang atas program nuklir kontroversial tersebut.

Ahmadinejad, sementara itu menghadiri sesi Majelis Umum PBB di New York pekan ini, mengatakan bahwa Teheran terbuka pada pembicaraan baru nuklir, asalakan AS dan kekuatan barat memberikan rasa hormat pada republik Islam tersebut. (ppt/aby/yh/pd) www.suaramedia.com

0 comments:

Posting Komentar