Labels:
Berita Nasional
Shakira ada di kebun binatang Ragunan? Ya, memang benar, akan tetapi jangan salah, itu hanyalah nama untuk seekor Komodo betina yang berada disana. Selain Shakira, komodo yang ada disana juga ada yang bernama Bagol. Saat ini Kebun Binatang Ragunan Jakarta telah memiliki 18 ekor komodo.
“Kalau yang kami display di depan, itu semua yang sehat. Ada sepuluh ekor totalnya yang dipamerkan pada pengunjung,” kata Suledi Saleh, salah seorang koordinator perawatan komodo Kebun Binatang Ragunan, Minggu (28/11/2010).
Ada juga delapan ekor lainnya terbagi dalam dua kandang. Ada lima ekor yang dipisahkan sendiri karena mengalami cedera akibat bertarung dengan komodo lain. Tiga ekor lainnya juga dipisahkan. Pemisahan komodo yang mengalami cedera dilakukan agar komodo tersebut tak diserang oleh yang lain.
Dikatakan Saleh, semua komodo punya nama masing-masing. Komodo yang paling besar dinamai Bagol. Bagol merupakan satu-satunya komodo di Ragunan yang berasal dari salah satu habitat komodo, Pulau Pinca. Karena masih berasal dari habitat aslinya, tak mengherankan bila Bagol adalah komodo yang paling liar di kebun binatang ini.
Selain Bagol, ada juga komodo yang dinamai Shakira, mencomot nama salah satu penyanyi latin kondang. “Shakira ini adalah salah satu komodo yang baru saja bertelur pada Juli lalu. Kebetulan saya yang menamai, saya namai demikian karena waktu itu sedang musim Piala Dunia, ada Shakira dengan lagunya Waka Waka,” ungkap Zeby Febrina, salah seorang pegiat komodo.
Di tengah perubahan iklim, Bagol, Shakira dan kawanan komodo lainnya kini menghadapi tantangan, terutama dalam berkembang biak. “Telur-telur yang dihasilkan oleh komodo itu karena musim hujan banyak yang busuk, sehingga tak bisa menetas,” ujar Edi. Faktor suhu dan kelembaban adalah beberapa penghalang yang menyulitkan para komodo.
Hari Minggu (28/11/10), Zeby dan Edi menggelar acara peluncuran inkubator komodo di Kebun Binatang Ragunan disaksikan Penggagas Kampanye Komodo Sapta Nirwandan dan Official Supporting Commitee New7Wonders Esthy Reko Astuty. Inkubator tersebut dibuat swadaya oleh para pegiat komodo untuk mengatasi masalah perkembangbiakan. (kompas.com)
0 comments: